Jumat, 29 Januari 2016

Laporan Praktium Agroklimatologi acara Pengukuran Curah Hujan Agus umby

LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI

Disusun Oleh :
Agus Ardianto 14011064
Wayan Kiki 14011008
Rusmini 14011028
Kason Wakerkwa 14011018
Jarmadi 14011050
Senin, 18 Januari 2016
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

              Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerahNya kepada kita semua. Terima kasih kita sampaikan kepada dosen pengampu, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu melancarkan pembuatan Laporan Praktikum Agroklimatologi Acara III. Penyajian dan Interpretasi data Meteorologi.
              Pembuatan Laporan Praktikum Agroklimatologi merupakan salah satu tugas mahasiswa setelah melaksanakan Praktikum Agroklimatologi di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Banyak hal yang kami peroleh setelah melaksanakan kegiatan tersebut. Hal-hal yang kami peroleh tersebut dapat kami jadikan bahan dalam menyusun Laporan ini. Jadi Laporan Praktikum ini didasarkan atas pengalaman dan hal-hal yang kami alami selama melakukan Praktikum Agroklimatologi Pengukuran Curah Hujan.
              Dibutuhkan kerjasama untuk menyusun Laporan ini. Kerjasama juga dibutuhkan dalam menentukan terselesaikannya Laporan yang dibuat. Oleh karena itu kami berusaha menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran dan keberhasilan pembuatan Laporan ini. Selain itu, kami juga mendapat beberapa kendala saat Praktikum maupun pada waktu penyusunan Laporan. Tetapi kami terus berusaha untuk menghadapi segala rintangan dan kendala yang ada.
           Selain itu, kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang dapat kami jadikan koreksi dalam pembuatan Laporam ini. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan menghasilkan hasil yang memuaskan dan sesuai keinginan.
                                                                                                           

Yogyakarta Januari 2016


Penulis,
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................      ii
DAFTAR ISI.....................................................................................    iii
LAMPIRAN......................................................................................    iv
I.       PENDAHULUAN........................................................................     1
A.    Latar Belakang.........................................................................      1
B.     Tujuan Praktikum.....................................................................      2
II.    TINJAUAN PUSTAKA...............................................................     3
A.    Hidrologi..................................................................................      3
B.     Kebutuhan air bagi Tanaman...................................................       4
C.     Alat Pengukur Curah Hujan.....................................................      4
D.    Curah Hujan.............................................................................      5
E.     Sifat Hujan...............................................................................      6
F.      Normal curah hujan.................................................................       6
G.    Evaporasi.................................................................................       7
III. METODOLOGI...........................................................................      8
A.    Waktu dan Tempat..................................................................       8
B.     Bahan Dan Alat.......................................................................       8
C.     Cara Kerja................................................................................      8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................    10
A.    Hasil Praktikum.......................................................................    10
B.     Pembahasan.............................................................................     11
V.    KESIMPULAN............................................................................     13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................     14
I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut virga.
Hujan memainkan peran penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut mnguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kambali ke laut melalui sungai untuk menanggulangi daur ulang itu semua.
Jumlah air hujan di ukur menggunakan pengukur hujan atau omborometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25mm. Satuan curah hujan menurt SI adalah millimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk “lonjong”, lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampi bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat di banding air hujan yang lebih kecil.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Airhujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam. Banyak orang yang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang di produksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian di lepas ke udara pada saat hujan.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya: hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi kerena udara panas yang naik disetai dengan angin berputar. Hujan zenihal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator akibat pertemuan angin pasat timur laut dengan air pasat tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi keren angin yang menagandung uap air bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut sebagai bidang front karena lebih berat massa udara dingin lebih berada dibawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjai karena angun musim (angin muson). Penyebab terjadinya angin muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan matahari antara garis balik utara dan garis balik selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan oktober sampai april. Sementara di kawasan asia timur terjadi bulan mei sampai agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya: huajn gerimis/drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5mm. Hujan salju terdiri dari Kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0o celsisus. Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0o celsisus. Hujan deras/rain,curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0o celsisus dengan diemeter 7 mm.


B.     Tujuan Praktikum
Adapun Tujuan dari Praktikum Agroklimatologi Acara III. Penyajian dan Interpretasi data Meteorologi ( Curah Hujan ) adalah sebagai berikut :
1.      Melatih Mahasiswa dalam menganalisis data meteorologi.
2.      Melatih Mahasiswa agar dapat menggunakan dan memahami cara kerja dari alat pengukur curah hujan.
3.      Melatih Mahasiswa agar dapat memahami Pengaruh curah hujan terhadap lingkungan ( bagi pertanian ).



II.                TINJAUAN PUSTAKA
A.    Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, terjadinya peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup (internatial Glossary of hidrology, 1974) [EsinSeyhan,1990]. Karena perkembangan yang ada maka ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari siklus air. Jadi dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu yang mempelajari: presipitsai (precipitation), evaporasi (evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan air tanah (groun water). Pada prisipnya, jumlah air di ala mini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “siklus hidrologi”. Siklus hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut.
Hujan jatuh ke bumi baik langsung maupun melalui media misalnya ,melalui tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa retensi alam seperti daerah-daerah cekungan,danau tempat-tempat yang rendah,dll. Maupun reteni buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk,dll.
Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut.aliran ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas permukaan tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke system jaringan sungai, system danau atau waduk. Dalam system sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecik ke system sungai besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
Air hujan sebagian mengalir meresap ke dalam kedalam tanah atau yang sering disebut dengan infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air tanah adalah air yang bergerak didalam tanah yang terdapat didalam ruang-ruang antara butir-butir tanah dan di dalam retak-retak dari batuan. Dahulu disebut air lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi system jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu system sungai tertentu aliran masih tetap dan kontinyu. Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan permukaan (surface runoff) yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus hidrologi. (Anonim,2011)
Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah, misalnya lahan hutan yang beralih fungsi menjadi daerah pemukiman dan curah hujan daerah tersebut. Sebagai permulaan dari simulasi herus ditentukan penyimpangan awal (initial storage).
B.     Kebutuhan air bagi Tanaman
Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal pertanaman setiap satuan luas dan satuan waktu, yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan (transpirasi) dan dievaporasikan dari permukaan tanah dan tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah transporasi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah, suhu udara, cahaya matahari, dan angin. Evapotranspirasi dapat ditentukan dengan cara, yaitu (1) menghitung jumlah air yang hilang dari tanah dalam jangka waktu tertentu, (2) menggunakan factor-faktor iklim yang mempengaruhi evapotranspirasi, (3) menggunakan Iysimeter (Hasan Basri Jumin, 2002).
C.     Alat Pengukur Curah Hujan
Kedua alat penakar hujan otomatis diletakkan pada tempat terbuka. Jarak antara penakar hujan 150 meter dari tempat penelitian. Kedua tipping bucket berada pada ketinggian 15 meter dari permukaan tanah. Tipping bucket dihubungkan dengan sebuahdata logger (Delta-T Devices Ltd.,Cambridge,UK) dengan interval 5 menit untuk mendapatkan data secara terus menerus. Sebuah corong dan jerigen berukuran 65 Liter ditempatkan pada daerah yang terbuka, dengan ketinggian 1 meter diatas permukaan tanah, dan bersudut tidak lebih dari 45 derajat dari tajuk pada plot penelitian. Untuk setiap kejadian hujan, pencatatan dilakukan setiap hari dari pukul 08.00 pagi hingga selesai. Apabila pada pukul tersebut masih terjadi hujan, maka pencatatan dilakukan setelah hujan benar-benar berhenti (Anonim, 2010).
Pada alat penakar manual,  untuk mendapatkan data curah hujan dalam satuan milimeter, dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan curah hujan kotor (Pg). Intersepsi diperkirakan dari hasil pengukuran hujan di tempat yang terbuka ( Gross Presipitation / Pg ), Air lolos ( Troughfall / Tf ), dan Aliran Batang ( Steamflow / Sf ). Selisih antara curah hujan di tempat terbuka, air lolos, dan aliran batang merupakan besaran intersepsi hujan ( Ic ). Pemilihan vegetasi yang digunakan untuk mengukur aliran batang pada plot penelitian berdasarkan kelas diameter batang pohon. Pemilihan tersebut berdasarkan diameter pohon diatas 10 cm (Anonim, 2008).
Alat pengukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, atau provinsi mengacu pada WMO (World Meterological Organization). Dengan adanya alat pengukur curah hujan dapat diketahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah hujan dihasilkan otomatis dari alat pengukur curah hujan disimpan secara real-time dengan menggunakan aplikasi berbasis open-source seperti java dan system operasi IGOS (Edi Tanoe,2011)
D.    Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut (Anonim,2011).
Peranan air dalam kehidupan sngat besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin berfungsi tanpa kehadiran air. Bagian terbesar bumi dan makhluk hidup juga terdiri air. Air yang berasal dari hujan merpakan fenomena alam yang paling penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul air juga membawa materi yang penting bagi kehidupan seperti pupuk bagi tumbuhan. Mesikpun air hujan sangat penting bagi kehidupan. Namun, di pihak lain Indonesia belum mampu mengamati fenomena banyaknya curah hujan yang terjadi pada suatu tempat secara otomatis dan tercatat pada database. Akibatnya data curah hujan tidak dapat di manfaatkan. (Anonim,2011)
E.     Sifat Hujan
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1.      Atas normal (A) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
2.      Normal (N) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3.      Bawah normal (BN) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.(Anonim,2011).
F.      Normal curah hujan
1.      Rata-rata Curah Hujan Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2.      Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3.      Standar Normal Curah Hujan Bulanan
Standar Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun, dimulai dari tahun 1901 s/d 1930, 1931 s/d 1960, 1961 s/d 1990 dan seterusnya.
Curah hujan di hitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai dengan kebuuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk mengetahui berapa jumlah hujan yang pernah terjadi di suau tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya saluran atau sarana pendukung lainnya saat hujan sebesar itu akan datang lagi dimasa mendatang(Bocah,2008).
G.    Evaporasi
Evaporasi (penguapan) terjadi Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Hujan turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu di bawah awan harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan.


III.             METODOLOGI
A.    Waktu dan Tempat
Adapun Praktikum Agroklimatologi Acara III. Penyajian dan interpretasi data meteorologi curah hujan dilaksanakan pada Hari Senin, 7 Desember 2015 s/d Selasa, 22 Desember 2015 di Lingkungan kampus dan Lab Tanah Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
B.     Bahan Dan Alat
Bahan  :
1.      Alat Pengukur Curah Hujan ( Barometer tipe Biasa )
2.      Data mentah dari pengamatan
Alat     :
1.      Kertas Milimeter
2.      Gelas Ukur
3.      Tali Rapia
4.      Gunting
5.      Kayu / Bambu ( Panjang 1 meter )
6.      Lem / Perekat
7.      Alat Tulis
C.     Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat pengukur curah hujan dan perlengkapan tambahan.
2.      Mencari tempat / lapangan luas yang tidak ternaungi dan dataran yang tidak bergelombang.
3.      Memasang alat pengukur curah hujan ( Ombrometer ) tipe biasa dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah.
4.      Memasang bambu atau kayu untuk menjadi tingang penyangga Ombrometer.
5.      Menancapkan Bambu atau kayu penyangga yang telah dipasang dengan Ombrometer kedalam tanah + 20-30 cm.
6.      Mencoba perlakuan pertama dengan mengisi air kedalam ombrometer lalu di keluarkan melalui kran untuk mengetahui apakan Ombrometer dapat bekerja dengan baik atau tidak.
7.      Setelah pengecekan selesai maka tinggal mengamati Curah hujan setiap hari pada pukul 08.00 WIB s/d Selesai.
8.      Mencatat hasil pengamatan jika hari sebelumnya telah turun hujan dan membuat tabel pengamatan.
9.      Menganalisa Hasil pengamatan dan membuat laporan praktikum.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum
Tabel. 1 Pengamatan Intensitas Curah Hujan Harian bulan Desember 2015
No
Hari / Tanggal
Volume Curah Hujan
Tinggi Curah Hujan
Keterangan
 ( ml )
 (mm )
1
Selasa, 8 Des 2015
5
5
Curah Hujan Rendah
2
Rabu, 9 Des 2015
310
310
Curah Hujan Tinggi
3
Kamis, 10 Des 2015
Tidak ada Hujan
Tidak ada Hujan
-
4
Jum'at, 11 Des 2015
25
25
Curah Hujan Rendah
5
Sabtu, 12 Des 2015
Tidak ada Hujan
Tidak ada Hujan
-
6
Minggu, 13 Des 2015
Tidak ada Hujan
Tidak ada Hujan
-
7
Senin, 14 Des 2015
Tidak ada Hujan
Tidak ada Hujan
-
8
Selasa, 15 Des 2015
353
353
Curah Hujan Tinggi
9
Rabu, 16 Des 2015
312
312
Curah Hujan Tinggi
10
Kamis, 17, Des 2015
132
132
Curah Hujan Sedang
11
Jum'at, 18 Des 2015
9
9
Curah Hujan Rendah
12
Sabtu, 19 Des 2015
5
5
Curah Hujan Rendah
13
Minggu, 20 Des 2015
10
10
Curah Hujan Rendah
14
Senin, 21 Des 2015
310
310
Curah Hujan Tinggi
15
Selasa, 22 Des 2015
7
7
Curah Hujan Rendah

Rata-rata Harian
134,36 ml
134,36 mm
Atas Normal





B.     Pembahasan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1.      Atas normal (A) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
2.      Normal (N) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3.      Bawah normal (BN) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.(Anonim,2011).
Normal curah hujan
1.      Rata-rata Curah Hujan Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2.      Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3.      Standar Normal Curah Hujan Bulanan
Standar Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun, dimulai dari tahun 1901 s/d 1930, 1931 s/d 1960, 1961 s/d 1990 dan seterusnya.


Dari hasil pengamatan curah hujan harian selama 2 minggu didapatkan hasil bahwa ada beberapa hari hujan dengan intensitas tinggi, sedang dan rendah. Ini menunjukan bahwa ada faktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi, jika melihat dari teori yang ada menurut ( handoko,2003 ) bahwa Faktor yang menyebabkan terjadinya hujan adalah Letak geografi, ketinggian tempat dan arah angin. Namun jika di lihat dari hasil pengamatan adapun faktor lain seperti Perubahan Suhu yang drastis, Temperatur, kelembaban yang rendah dan Arah angin yang membuat terbentuk dan terbawanya awan yang diawali dengan terjadinya evaporasi kemudian membentuk molekul dan terbentuk uap sehingga menjadi gumpalan awan kemudian terbawa oleh angin dan karna pengaruh suhu yang tinggi mengakibatkan terjadinya hujan. Tinggi dan rendahnya hujan tergantung dari Berat massa dari uap yang terkumpul menjadi awan.
Air hujan yang turun dapat difungsikan sebagai pengairan dilahan pertanian untuk budidaya tanaman, namun jika turunnya hujan tidak sesuai kehendak atau diwaktu yang tidak tepat dan bahkan sampai menyebabkan bencana alam maka hal tersebut sangat merugikan para peani. Untuk itu perlunya pengamatan dan menganalisis tentang curah hujan dan pemanfaatannya.
Alat untuk mengkur curah hujan dalam praktikum ini adalah menggunakan Ombrometer tipe standar ( Manual ). Pengamatan dilakukan secara manual pada pukul 08.00 pagi setiap harinya. Di dapatkan hasil rata-rata pengukuran sebesar 134, 36 mm yang berarti curah hujan termasuk hujan normal, kondisi ini terjadi dipengaruhi oleh suhu,temperatur udara,kelembaban,arah angin sehingga curah hujan dapat berubah volumenya. Namun data ini tidak dapat menjadi suatu acuan untuk menyatakan bahwa didaerah tempat praktikum Agroklimatologi pengamatan Curah Hujan tinggkat dari curah hujan adalah normal. Tetapi data ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa ada keterkaitan antara Curah Hujan dan faktor iklim lainnya dan sebagai dasar perkiraan untuk menentukan apakah curah hujan selanjutnya akan lebih banyak atau sebaliknya.
Maka dari itu diharapkan faktor iklim ini dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu analisa baik itu kapan datangnya musim hujan dan musim kemarau. Sehingga para petani tidak kebingungan dan khawatir jika ingin bercocok tanaman.
V.                KESIMPULAN
Dari hasil praktikum Agroklimatologi acara Penyajian dan interpretasi data meteorologi curah hujan dapat di simpulkan bahwa :
1.      Dalam mengalalisis data meteorologi diperlukan data yang sangat banyak dari setidaknya memiliki data pengamatan minimal 5 tahun sebelumnya, data tersebut dapat didapatkan dari Badan Meteorologi Komunikasi dan Geofisika atau stasiun pengamatan lainnya, sehingga ketika melakukan pengamatan dalam waktu singkat bisa mendapatkan hasil yang cukup akurat atau pembanding untuk menarik kesimpulan.
2.       Cara kerja dari alat ukur curah hujan sangat sederhana baik tipe manual ataupun otomatis, dimana kedua tipe ini yang membedakan hanyalah pada presisi keakuratan data yang didapatkan. Alat ukur curah hujan tipe manual dilakukan dengan cara membuka kran air setiap harinya pada pukul 07.00 pagi dan mencatat hasilnya lalu baru bisa diolah datanya. Sedangkan tipe otomatis tidak perlu melakukan hal yang dilakukan pada tipe manual, yaitu dengan melihat data yang tertera dalam komputer yang telah terhubung langsung dengan alat Ombograf. Adapun cara kerjanya ialah dengan sistem jungkit atau penghitung otomatis didalam Ombograf dengan ketelitian masing-masing alat yang nanti data tersebut akan muncul dikomputer yang telah terhubung dengan alat Ombograf. Sehingga lebih meringkan pengerjaan dan pengolahan data pun lebih cepat.
3.      Intensitas curah hujan yang berlebih sangat buruk untuk lahan pertanian, terlebih sampai menyebabkan banjir. Namun kekurangan air dapat menurunkan hasil produksi. Oleh karna itu Curah hujan sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan lahan pertanian yang membutuhkan air dalam jumlah besar. Sehingga para pengamat harus selalu memberikan data yang aktual tentang perkiraan cuaca kepada masyarakat agar dalam melakukan aktivitas seperti dibidang pertanian akan lebih terbantu dalam hal menangani dan mengelola ketersediaan air.

D A F T A R   P U S T A K A

Anonim, 2010. Cuaca Iklim, www.wikipedia/cuacaiklim.menlh.co.id. Diakses pada tanggal ( 10 Januari 2016 ).
Anonim, 2008. Curah Hujan , www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses pada
            tanggal ( 10 Januari 2016 ).
Asnawi Marjuki,. (1993). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
Handoko, 2003, Klimatologi Dasar, Bogor: FMIPA-IPB.
Ismail, Gazali, 1989, Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Padang: Angkasa Raya.
Jumin, Hasan Basri, 2002, Dasar-Dasar Agronomi, Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta

2 komentar:

  1. Saya akan mencadangkan sesiapa yang mencari Pinjaman Perniagaan untuk Le_Meridian mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulakan perniagaan Quilting saya dan ia adalah pantas Apabila mendapatkan pinjaman dari mereka itu mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka boleh membiayai sehingga $ 500,000.000.00 (Lima Hundred Million Dolar) di mana-mana rantau di dunia selagi ada 1.9% ROI boleh dijamin pada projek-projek.Prosesnya cepat dan terjamin. Ia pastinya pengalaman yang positif.Buat penipu di sini dan hubungi Perkhidmatan Pembiayaan Le_Meridian. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika anda mencari pinjaman perniagaan.

    BalasHapus
  2. Salam semuanya !!


    Saya hanya memiliki kesaksian singkat untuk dibagikan kepada Anda semua.

    Nama saya Endang Shut dari Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya mengalami kesulitan keuangan, dan dalam keputus-asaan, saya ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Mrs. REBACCA ALMA yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp.950.000.000 Sembilan Ratus lima puluh Juta dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau kesulitan, Semuanya berjalan dengan baik dan lancar dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya ajukan dikirim langsung ke akun saya tanpa penundaan atau ketidaknyamanan. Karena saya berjanji kepadanya bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman yang dapat diandalkan dalam bentuk apa pun, silakan hubungi dia melalui email langsungnya: rebaccaalmaloancompany@gmail.com


    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email endangshut2@gmail.com saya.

    Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan yang merupakan pembayaran cicilan bulanan. Saya berharap Anda juga menghubungi REBECCA ALMA LOAN COMPANY. Tuhan memberkati kalian semua

    BalasHapus