Jumat, 29 Januari 2016

Laporan Praktikum Acara Pengenalan alat klimatologi Agus umby

LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT KLIMATOLOGI






Oleh :
Agus Ardianto 14011064


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2015

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami khaturkan kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya kami dapat menyelasaikan Laporan Praktikum Agroklimatologi ini dari awal Praktikum hingga penyelesaian Laporan Praktikum. Adapun pelaksanaan Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,12 Oktober 2015. Dan tempat pelaksanan Praktikum ini di Laboratorium Tanah. Tidak lupa juga kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kami yang pertama kepada Kepada Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan doa dalam pelaksanaan kuliah,kemudian kepada Ibu Ir.  Warrmanti Mildaryani, M.P. selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Agroklimatologi dan Penanggung Jawab Laboratorium Tanah, kepada seluruh teman-teman Agroteknologi yang sudah bekerjasama dalam menyelesaikan Praktikum hingga Penyelesaian Laporan. Dan juga seluruh orang yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang membantu melancarkan Proses Praktikum hingga Akhir.
Demikian hal yang bisa kami sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama dan tempat. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
                                                                        Yogyakarta, 18 Oktober 2015
                                   
                                                                                    Penulis,


 DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. TUJUAN PRAKTIKUM................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2
III. METODE PRAKTIKUM..................................................................................4
  1. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN.............................................4
  2. BAHAN DAN ALAT..................................................................................4
  3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM...............................................................4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................5
  1. HASIL PRAKTIKUM.................................................................................5
  2. PEMBAHASAN........................................................................................10
V. PENUTUP.........................................................................................................18
A.    KESIMPULAN..........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

I.            PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
            Dalam pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian data cuaca yang benar sangat dibutuhkan.Penyasuaian tanaman dengan cuaca (iklim) suatu daerah, peramalan awal dan akhir musim hujan atau kemarau untuk kegiatan pertanian, pengubahsuaian (modifikasi) cuaca (iklim) dan penggantian satu atau beberapa unsure cuaca dibutuhkan data cuaca yang benar dan dari hasil pengamatan yang panjang. Data yang benar tentunya dihasilkan dari peralatan yang baku, cara, dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan yang disepakati secara nasional. Pearalatan meteorologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat dibandingkan dengan data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan iklim.
Beberapa syarat yang diperlukan pada peralatan meteorology adalah:
1.      Ketetapan,
2.      Ketelitian,
3.      Sederhana atau tidak rumit,
4.      Mudah dibaca oleh pengamat,
5.      Kekar atau tahan lama,
6.      Biaya pemeliharaan rendah,
7.      Harga alat rendah.

B.     TUJUAN PRAKTIKUM
            Adapun tujuan pada acara 1 pengenalan alat-alat klimatologi adalah untuk melatih mahasiswa agar mengenal dan mengetahui alat-alat yang pada umumnya digunakan dalam bidang klimatologi pertanian ( Agroklimatologi ).


II.         TINJAUAN PUSTAKA
            Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya.Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari (Prawirowardoyo, 1996).
            Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman.Iklim mempengaruhi dunia pertanian.Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.
            Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
            Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum).Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit.Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).




III.      METODE PRAKTIKUM
A.    TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum Agroklimatologi ini dilaksanakan pada hari Senin,12 Oktober 2015. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
B.     BAHAN DAN ALAT
a.       Alat           : Kertas Buram
                    Pena
b.      Bahan        : Ombrometer Tipe Standar ( Biasa )
                    Ombrograf
                    Termometer Bola Basah dan bola Kering ( Psycrometer )
                    Thermohygrometer
                    Hygograf
                    Thermometer Maksimum dan Minimum
                    Thermometer Tanah
                    Light Meter
                    Cup Anemometer, Hand Anemometer dan Anemometer                              Digital
                    Altimeter
                    Barometer
C.    PELAKSANAAN PRAKTIKUM
            Adapun cara pelaksanaan Praktikum Acara 1 pengenalan alat-alat klimatologi sebagai berikut :
1.      Menyiapkan Alat-alat ukur
2.      Mengamati Alat-alat ukur
3.      Menggambar Alat ukur di kertas secara sistematis
4.      Memberikan Keterangan pada setiap gambar




IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL PRAKTIKUM
No.
Nama Alat
Gambar
Gambar Manual
Keterangan
1
Ombrometer Tipe Standar ( Biasa )


alat untuk mengukur curah hujan
2
Hygrograf


alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat
3
Light Meter


alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan suatu ruangan.
4
Thermometer Tanah


sebuah termometer yang khusus dirancang untuk mengukur suhu tanah
5
Barometer


alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan
6
Anemometer Digital


Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang meteorology dan geofisika atau stasiun perkiraan cuaca.
7
Anemometer Baling-baling

Alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran udara yang melalui pipa-pipanya.
8
Anemometer Cup

Alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat per satuan waktu.
9
Thermometer Bola basah dan kering


10
Altimeter

Altimeter adakah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
11
Thermohygrometer

sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat
12
Thermometer Max-Min

alat untuk mengukur suhu maksimum dan minimum dalam jangka waktu tertentu
13
Aneroid Barometer

barometer yg dibuat berdasarkan asas bahwa
udara di dalam kotak logam yg tertutup rapat
akan menekan dinding kotak ke luar
apabila tekanan udara di luar kotak lebih kecil
dp tekanan udara di dalam kotak;





B.  PEMBAHASAN
            Pada pratikum acara 1 ini diperkenalkan macam-macam peralatan pengamatan cuaca yang biasa digunakan untuk mengamati anasir cuaca dalam bidang pertanian. Dalam mengamati satu anasir cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh karena itu, setiap alat yang digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Alat-alat anasir cuaca yang digunakan yaitu :

Ø  Alat Pengukur Curah Hujan
Ombrometer tipe Observatorium
Bagian-bagian :
a. Mulut penakar seluas 100 cm²
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300-500 mmCH
d. Kran
- Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian
- Satuan alat : mm
- Satuan pengukuran : mmKetelitian alat : 0,5 mm
- Prinsip kerja : Penampung curah hujan
- Cara kerja : Air hujan masuk kemulut penangkar kemudian melalui corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X (pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WIB).Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur curah hujan harian dan dapat diamati setiap waktu dengan cara mengukur air yang berada di dalam ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan atau penanaman tiang kolektor ombrometer tipe observatorium ini jika terlalu dekat dengan tanah bisa menimbulkan kesulitan yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah, sehingga ketinggian telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu, 120 cm dari permukaan tanah, pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air hujan yang memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya. Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya mudah dan praktis, selain itu, ketelitian alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk memperoleh data hasil pengukuran yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini yaitu memerlukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data hasil karena diamati harian.

Ø  Alat Pengukur Kelembaban
Higrograf
Bagian-bagian :
a. Rambut
b. Sistem tuas
c. Pena / penera grafik
d. Silinder kertas grafik
- Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
- Satuan Alat : %
- Satuan Pengukuran : %
- Ketelitian Alat : 0,1 %
- Prinsip kerja : Berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air.
- Cara kerja :Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan.
            Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara diseliling. Jika terjadi kelenbaban disekeliling maka rambur akan mengembang atau mengkerut sehingga menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak pula membentuk grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Kelemahannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.
Ø  Alat Pengukur Suhu Udara
Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Tombol pengembali indeks
Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum yang diisi oleh alkohol. Dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki kelemahan karena data yang didapat kurang valid karena adabeda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol.Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.

Ø  Alat Pengukur Suhu Udara sekaligus Kelembaban Nisbi Udara
Termohigrometer
Bagian-bagian :
a. Spiral Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral benda higrokopis
c. Jarum penunjuk skala suhu (biru)
d. Jarum penunjuk skala kelembaban (merah)
e. Ventilasi
· Fungsi : Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.
· Satuan alat : ºC dan %
· Satuan pengukuran : ºC dan %
· Ketelitian alat : 5ºC dan 1%
· Prinsip kerja: Memuai higroskopitas dan muai logam
Cara kerja :Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu. Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data yang didapat yaitu, suhu udara dan kelembaban nisbi udara.

Termohigrograf
            Termohigrograf merupakan kombinasi dari termograf dan higrograf yang menggunakan selembar pias dengan dua skala. Pada alat ini terdapat dua sensor yaitu sensor bimetal dan sensor rambut. Bimetal adalah gabungan dari dua macam logam yang berbeda koefisien mjuainya sehingga apabila terpanaskan akan berubah bentuk (melengkung). Salah satu ujung dari bimetal dijepit pada kerangka alat dan ujung yang lainnya dihubungkan dengan tangkai pena pencatat. Sensor rambut dapat menggunakan rambut ekor kuda atau rambut manusia. Rambut ini akan memanjang dan memendek menurut kandungan air yang ada diudara. Sensor dihubungkan dengan tangkai pencatat yang menekan pada pena. Termohigrograf ini digunakan untuk mencatat suhu dan kelembapan secara kontinyu
Bagian-bagian :
a. Lempeng dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termohigrograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
· Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1 waktu.
· Satuan Alat : ºC dan %
· Satuan Pengukuran : ºC dan %
· Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5% (higrometer)
· Prinsip kerja : Perbedaan muai logam putih dan hitam
Cara kerja :
1.      Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik.
2.      Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.

Ø  Alat Pengukur Suhu Tanah
Termometer Tanah Tipe Symons
Bagian-bagian :
a. Pipa pelindung thermometer
b. Bagian sensor
c. Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai
· Fungsi : Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
· Satuan Alat : ºC
· Satuan Pengukuran : ºC
· Ketelitian Alat : 0,5ºC
Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
Cara kerja :
1.            Cara Pemasangan :
a.       Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b.      Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
2.            Cara Pengamatan :
a.       Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b.      Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
            Kelebihan alat ini yaitu termometer zat cairnya terlindung oleh pipa pelindung. Kekurangannya yaitu tanah harus dilubangi sedalam 50 cm dengan bor dan pembacaan skala suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat agar tidak terpengaruh oleh suhu udara permukaan luar.
Ø  Alat Pengukur Kecepatan Angin
Cup Anemometer
Bagian-bagian :
a. Mangkok anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga
· Fungsi : Mengukur kecepatan angin
· Satuan Alat : km
· Satuan Pengukuran : km/jam
· Ketelitian Alat : 1 km
Prinsip kerja : GGL induksi
Cara kerja : Dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya. Alat ini untuk mengukur kecepatan angin rerata, bekerja pada prinsip system mekanik gir. Adapun satuan pengamatan yang digunakan menggunakan km/jam. Cup anemometer ini digunakan untuk pengamatan harian yang dipasang pada tiang atau menara. Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili angin sampai ketinggian 10m dari tanah jika tidak penghalang. Namun kekurangan dari alat ini adalah penempatannya yang di atap bangunan akan menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.

Hand Anemometer
Bagian-bagian :
a. Mangkok anemometer
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan
· Fungsi : Mengukur kecepatan angin
· Satuan Alat : m/s
· Satuan Pengukuran : m/s
· Ketelitian Alat : 1 m/s
Prinsip kerja : GGL induksi
Cara kerja : Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala. Alat ini bekerja pada system GGL induksi.Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari gejala alam). Namun alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan skala harus cepat.

Biram Anemometer
Bagian-bagian :
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000 m
d. Pengunci
· Fungsi : Mengukur kecepatan angin
· Satuan Alat : m
· Satuan Pengukuran : m/s
· Ketelitian Alat : 1 m/s
Prinsip kerja : Sistem mekanik
Cara kerja :Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu. Alat ini bekerja pada system mekanik roda gigi motor dan digunakan untuk pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis digunakan, namun kekuranganya pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.



Light Meter
            adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan suatu ruangan. Cara penggunaanya: System kerja dari peralatan luxmeter menggunakan sensor cahaya. Alat tersebut cukup di letakkan diatas meja atau jug bisa dipegang setinggi 75cm dari atas permukaan lantai. Maka layar penunjuk dari luxmeter tersebut akan menunjukkan angka yang merupakan nilai dari intensitas pencahayaan ruangan yang bersangkutan.

Altimeter
            Altimeter adakah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:
-          Tekanan udara
-          Magnet bumi Gelombang.
-          Penggunaan altimeter umumnya selalu diikuti dengan kompas

Barometer
            Barometer merupakan alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.

Barometer Aneroid
            Barometer mempergunakan dua buah sekala,  sekala pada lingkaran luar menunjukan tekanan udara dalam satuan milibar (mb), sedangkan pada lingkaran dalam memakai satuan air raksa (mmHg),  alat tersebut dapat bekerja pada range 920-1065 mb atau 690-800 mmHg.



V.       PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Adapun Hal-hal yang dapat disimpilkan dari hasil praktikum diatas adalah sebagai berikut :
1.      Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, , pengukur suhu tanah, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur kecepatan angin, dan Ketinggian suatu tempat.
2.      Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang berbeda-beda.
3.      Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain.
4.      Setelah melakukan praktikum ini kita akan mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum agroklimatologi.
5.      Praktikan bisa membedakan alat-alat yang dipakai dalam setiap percobaan sehingga memudahkan  analisis tentang hal yang sedang diamati.



DAFTAR PUSTAKA

Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.

Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. 
          Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan        unsur-unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
         
          Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo.      Yogyakarta: UGM Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar