LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT KLIMATOLOGI
Oleh :
Agus
Ardianto 14011064
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami khaturkan kepada
Allah SWT. Karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya kami dapat menyelasaikan
Laporan Praktikum Agroklimatologi ini dari awal Praktikum hingga penyelesaian
Laporan Praktikum. Adapun pelaksanaan Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Senin,12 Oktober 2015. Dan tempat pelaksanan Praktikum ini di Laboratorium
Tanah. Tidak lupa juga kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kami yang
pertama kepada Kepada Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan doa
dalam pelaksanaan kuliah,kemudian kepada Ibu Ir. Warrmanti Mildaryani, M.P. selaku Dosen Mata
Kuliah Praktikum Agroklimatologi dan Penanggung Jawab Laboratorium Tanah, kepada
seluruh teman-teman Agroteknologi yang sudah bekerjasama dalam menyelesaikan
Praktikum hingga Penyelesaian Laporan. Dan juga seluruh orang yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu yang membantu melancarkan Proses Praktikum hingga
Akhir.
Demikian hal yang bisa kami
sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama dan tempat. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta,
18 Oktober 2015
Penulis,
HALAMAN
SAMPUL.............................................................................................i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I.
PENDAHULUAN................................................................................................1
A.
LATAR BELAKANG....................................................................................1
B.
TUJUAN PRAKTIKUM................................................................................1
II. TINJAUAN
PUSTAKA......................................................................................2
III. METODE
PRAKTIKUM..................................................................................4
- TEMPAT
DAN WAKTU PELAKSANAAN.............................................4
- BAHAN
DAN ALAT..................................................................................4
- PELAKSANAAN
PRAKTIKUM...............................................................4
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN.........................................................................5
- HASIL
PRAKTIKUM.................................................................................5
- PEMBAHASAN........................................................................................10
V. PENUTUP.........................................................................................................18
A.
KESIMPULAN..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang
pertanian data cuaca yang benar sangat dibutuhkan.Penyasuaian tanaman dengan
cuaca (iklim) suatu daerah, peramalan awal dan akhir musim hujan atau kemarau
untuk kegiatan pertanian, pengubahsuaian (modifikasi) cuaca (iklim) dan
penggantian satu atau beberapa unsure cuaca dibutuhkan data cuaca yang benar
dan dari hasil pengamatan yang panjang. Data yang benar tentunya dihasilkan
dari peralatan yang baku, cara, dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan yang
disepakati secara nasional. Pearalatan meteorologi haruslah dapat menghasilkan
data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini
dapat dibandingkan dengan data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai
cuaca dan iklim.
Beberapa syarat yang diperlukan pada peralatan
meteorology adalah:
1.
Ketetapan,
2.
Ketelitian,
3.
Sederhana atau tidak rumit,
4.
Mudah dibaca oleh pengamat,
5.
Kekar atau tahan lama,
6.
Biaya pemeliharaan rendah,
7.
Harga alat rendah.
B.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Adapun
tujuan pada acara 1 pengenalan alat-alat klimatologi adalah untuk melatih
mahasiswa agar mengenal dan mengetahui alat-alat yang pada umumnya digunakan
dalam bidang klimatologi pertanian ( Agroklimatologi ).
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta
interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya.Dalam pelaksanaan pengamatannya
menggunakan hukum dan teknik matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur
cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih
dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah
menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data
yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau
hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan
pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi
meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer
yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah
hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari
(Prawirowardoyo, 1996).
Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu
prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah
pengembangan tanaman.Iklim mempengaruhi
dunia pertanian.Presipitasi, evaporasi, suhu,
angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur
menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara
transpirasi, evaporasi, dan drainase.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim,
mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian.
Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan
harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya
pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda
jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim
hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi,
bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan
setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata
dan maksimum).Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit.Hal ini
dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan
akhir disetiap interval keluaran.Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi
danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif,
temperatur tanah (Fontain, 2002).
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum Agroklimatologi ini dilaksanakan pada hari Senin,12 Oktober 2015.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
B.
BAHAN DAN ALAT
a. Alat :
Kertas Buram
Pena
b. Bahan :
Ombrometer Tipe Standar ( Biasa )
Ombrograf
Termometer Bola Basah dan bola Kering (
Psycrometer )
Thermohygrometer
Hygograf
Thermometer Maksimum dan Minimum
Thermometer Tanah
Light Meter
Cup Anemometer, Hand Anemometer dan
Anemometer Digital
Altimeter
Barometer
C.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Adapun
cara pelaksanaan Praktikum Acara 1 pengenalan alat-alat klimatologi sebagai
berikut :
1. Menyiapkan Alat-alat ukur
2. Mengamati Alat-alat ukur
3. Menggambar Alat ukur di kertas secara
sistematis
4. Memberikan Keterangan pada setiap gambar
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PRAKTIKUM
No.
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Gambar Manual
|
Keterangan
|
1
|
Ombrometer Tipe
Standar ( Biasa )
|
|
|
alat untuk
mengukur curah hujan
|
2
|
Hygrograf
|
|
|
alat untuk
mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat
|
3
|
Light Meter
|
|
|
alat yang
digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan suatu ruangan.
|
4
|
Thermometer Tanah
|
|
|
sebuah termometer
yang khusus dirancang untuk mengukur suhu tanah
|
5
|
Barometer
|
|
|
alat pengukur
tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan meteorology
golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat
data yang diinginkan
|
6
|
Anemometer Digital
|
|
|
Anemometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam
bidang meteorology dan geofisika atau stasiun perkiraan cuaca.
|
7
|
Anemometer
Baling-baling
|
|
|
Alat ini bekerja
disebabkan oleh tekanan dari aliran udara yang melalui pipa-pipanya.
|
8
|
Anemometer Cup
|
|
|
Alat ini mengukur
banyaknya udara yang melalui alat per satuan waktu.
|
9
|
Thermometer Bola
basah dan kering
|
|
|
|
10
|
Altimeter
|
|
|
Altimeter adakah
alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat
ini digunakan untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang
berhubungan dengan ketinggian.
|
11
|
Thermohygrometer
|
|
|
sejenis alat
untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat
|
12
|
Thermometer
Max-Min
|
|
|
alat untuk mengukur
suhu maksimum dan minimum dalam jangka waktu tertentu
|
13
|
Aneroid Barometer
|
|
|
barometer yg
dibuat berdasarkan asas bahwa
udara di dalam kotak logam yg tertutup rapat akan menekan dinding kotak ke luar apabila tekanan udara di luar kotak lebih kecil dp tekanan udara di dalam kotak; |
B. PEMBAHASAN
Pada pratikum acara 1 ini diperkenalkan
macam-macam peralatan pengamatan cuaca yang biasa digunakan untuk mengamati
anasir cuaca dalam bidang pertanian. Dalam mengamati satu anasir cuaca dapat
digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama tetapi
memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian pengamatan,
kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh karena itu, setiap alat yang
digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
Alat-alat anasir cuaca yang digunakan yaitu :
Ø Alat
Pengukur Curah Hujan
Ombrometer tipe Observatorium
Bagian-bagian :
a. Mulut
penakar seluas 100 cm²
b. Corong
sempit
c. Tabung
penampung dengan kapasitas setara 300-500 mmCH
d. Kran
- Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian
- Satuan alat : mm
- Satuan pengukuran : mmKetelitian
alat : 0,5 mm
- Prinsip kerja : Penampung curah hujan
- Cara kerja : Air hujan masuk kemulut penangkar
kemudian melalui corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka kran untuk
mengambil airnya, dilakukan 3 X (pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WIB).Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur curah hujan harian
dan dapat diamati setiap waktu dengan cara mengukur air yang berada di dalam
ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan atau penanaman tiang kolektor
ombrometer tipe observatorium ini jika terlalu dekat dengan tanah bisa
menimbulkan kesulitan yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah,
sehingga ketinggian telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu, 120 cm
dari permukaan tanah, pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air
hujan yang memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya. Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya mudah dan
praktis, selain itu, ketelitian alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk
memperoleh data hasil pengukuran yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini
yaitu memerlukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data hasil karena
diamati harian.
Ø Alat Pengukur Kelembaban
Higrograf
Bagian-bagian :
a. Rambut
b. Sistem
tuas
c. Pena /
penera grafik
d. Silinder
kertas grafik
- Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
- Satuan Alat : %
- Satuan Pengukuran : %
- Ketelitian Alat : 0,1 %
- Prinsip kerja : Berdasarkan
perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air.
- Cara kerja :Dengan cara
menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor
dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan.
Alat
ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi
bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari
kandungan kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban
udara diseliling. Jika terjadi kelenbaban disekeliling maka rambur akan
mengembang atau mengkerut sehingga menggerakan tuas sehingga pena dapat
bergerak pula membentuk grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif
secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data
kelembaban udara. Kelemahannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak
linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.
Ø Alat Pengukur Suhu Udara
Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler
berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler
berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks
penunjuk suhu maksimum
e. Indeks
penunjuk suhu minimum
f. Tombol
pengembali indeks
Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer
yaitu yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer
minimum yang diisi oleh alkohol. Dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian.
Alat ini memiliki kelemahan karena data yang didapat kurang valid karena
adabeda tingkat pemuaian
antara raksa dan alkohol.Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh
data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.
Ø Alat Pengukur Suhu Udara
sekaligus Kelembaban Nisbi Udara
Termohigrometer
Bagian-bagian :
a. Spiral
Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral
benda higrokopis
c. Jarum
penunjuk skala suhu (biru)
d. Jarum
penunjuk skala kelembaban (merah)
e. Ventilasi
· Fungsi
: Mengukur suhu & kelembaban
nisbi udara dalam 1 waktu.
· Satuan
alat : ºC dan %
· Satuan
pengukuran : ºC dan %
· Ketelitian
alat : 5ºC dan 1%
· Prinsip
kerja: Memuai
higroskopitas dan muai logam
Cara kerja :Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang
menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu. Alat ini memiliki
kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data yang didapat yaitu, suhu udara
dan kelembaban nisbi udara.
Termohigrograf
Termohigrograf merupakan kombinasi dari termograf dan higrograf yang menggunakan selembar pias dengan dua skala. Pada alat ini terdapat dua sensor yaitu sensor bimetal dan sensor rambut. Bimetal adalah gabungan dari dua macam logam yang berbeda koefisien mjuainya sehingga apabila terpanaskan akan berubah bentuk (melengkung). Salah satu ujung dari bimetal dijepit pada kerangka alat dan ujung yang lainnya dihubungkan dengan tangkai pena pencatat. Sensor rambut dapat menggunakan rambut ekor kuda atau rambut manusia. Rambut ini akan memanjang dan memendek menurut kandungan air yang ada diudara. Sensor dihubungkan dengan tangkai pencatat yang menekan pada pena. Termohigrograf ini digunakan untuk mencatat suhu dan kelembapan secara kontinyu
Termohigrograf merupakan kombinasi dari termograf dan higrograf yang menggunakan selembar pias dengan dua skala. Pada alat ini terdapat dua sensor yaitu sensor bimetal dan sensor rambut. Bimetal adalah gabungan dari dua macam logam yang berbeda koefisien mjuainya sehingga apabila terpanaskan akan berubah bentuk (melengkung). Salah satu ujung dari bimetal dijepit pada kerangka alat dan ujung yang lainnya dihubungkan dengan tangkai pena pencatat. Sensor rambut dapat menggunakan rambut ekor kuda atau rambut manusia. Rambut ini akan memanjang dan memendek menurut kandungan air yang ada diudara. Sensor dihubungkan dengan tangkai pencatat yang menekan pada pena. Termohigrograf ini digunakan untuk mencatat suhu dan kelembapan secara kontinyu
Bagian-bagian :
a. Lempeng
dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem
tuas higrograf
d. Sistem
tuas termohigrograf
e. Pena
f. Silinder
kertas grafik
· Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1
waktu.
· Satuan Alat : ºC dan %
· Satuan Pengukuran : ºC dan %
· Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5%
(higrometer)
· Prinsip kerja : Perbedaan muai logam
putih dan hitam
Cara kerja :
1.
Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi
logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara
bergerak dan menggores pada kertas grafik.
2.
Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan
rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem
tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas
grafik.
Ø Alat Pengukur Suhu Tanah
Termometer Tanah Tipe Symons
Bagian-bagian :
a. Pipa
pelindung thermometer
b. Bagian
sensor
c.
Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai
· Fungsi : Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
· Satuan Alat : ºC
· Satuan Pengukuran : ºC
· Ketelitian Alat : 0,5ºC
Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
Cara kerja :
1.
Cara Pemasangan :
a.
Dibuat lubang
pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b.
Bagian
reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
2.
Cara
Pengamatan :
a.
Termometer
diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b.
Pembacaan harus
dilakukan dengan cepat.
Kelebihan
alat ini yaitu termometer zat cairnya
terlindung oleh pipa
pelindung. Kekurangannya yaitu tanah harus dilubangi sedalam 50 cm
dengan bor dan pembacaan skala suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat agar tidak terpengaruh oleh suhu udara
permukaan luar.
Ø Alat Pengukur Kecepatan Angin
Cup Anemometer
Bagian-bagian :
a. Mangkok anemo
b. Pencatat
jarak
c. Tiang
penyangga
· Fungsi : Mengukur kecepatan angin
· Satuan Alat : km
· Satuan Pengukuran : km/jam
· Ketelitian Alat : 1 km
Prinsip kerja : GGL induksi
Cara kerja : Dengan adanya baling-baling/mangkok yang
berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar mangkok terhadap sumbu
vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu horizontal
sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-baling
yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat
mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya. Alat ini untuk mengukur kecepatan
angin rerata, bekerja pada prinsip system
mekanik gir. Adapun satuan pengamatan yang digunakan menggunakan km/jam. Cup anemometer ini digunakan untuk pengamatan
harian yang dipasang pada tiang atau
menara. Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili
angin sampai ketinggian 10m dari tanah jika tidak penghalang. Namun kekurangan
dari alat ini adalah penempatannya yang di atap bangunan akan menghasilkan pengukuran
yang kurang akurat.
Hand
Anemometer
Bagian-bagian :
a. Mangkok
anemometer
b. Speed meter
c. Skala
beauford
d. Tangkai
pegangan tangan
· Fungsi : Mengukur kecepatan angin
· Satuan Alat : m/s
· Satuan Pengukuran : m/s
· Ketelitian Alat : 1 m/s
Prinsip kerja : GGL induksi
Cara kerja : Angin menggerakkan anemometer (motor yang
ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan
gerakan jarum penunjuk skala. Alat ini bekerja pada system
GGL induksi.Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan
dilengkapi skala beaufor (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga
dari gejala alam). Namun alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat
sehingga pengamatan skala harus cepat.
Biram Anemometer
Bagian-bagian :
a. Kipas anemo
b. Jarum
pencatat jarak per 100 m
c. Jarum
pencatat jarak per 1000 m
d. Pengunci
· Fungsi : Mengukur kecepatan angin
· Satuan Alat : m
· Satuan Pengukuran : m/s
· Ketelitian Alat : 1 m/s
Prinsip kerja : Sistem mekanik
Cara kerja :Benda mencari angin (posisi terkunci)
memutar kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum
akan bergerak tentukan interfal waktu. Alat ini bekerja pada system mekanik roda gigi motor
dan digunakan untuk pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis
digunakan, namun kekuranganya pengamatan baru bisa dilakukan pada hari
berikutnya.
Light
Meter
adalah
alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan suatu ruangan. Cara
penggunaanya: System kerja dari peralatan luxmeter menggunakan sensor cahaya.
Alat tersebut cukup di letakkan diatas meja atau jug bisa dipegang setinggi
75cm dari atas permukaan lantai. Maka layar penunjuk dari luxmeter tersebut
akan menunjukkan angka yang merupakan nilai dari intensitas pencahayaan ruangan
yang bersangkutan.
Altimeter
Altimeter adakah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Altimeter adakah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:
-
Tekanan udara
-
Magnet bumi Gelombang.
-
Penggunaan altimeter umumnya selalu diikuti
dengan kompas
Barometer
Barometer merupakan alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.
Barometer merupakan alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.
Barometer
Aneroid
Barometer
mempergunakan dua buah sekala, sekala
pada lingkaran luar menunjukan tekanan udara dalam satuan milibar (mb),
sedangkan pada lingkaran dalam memakai satuan air raksa (mmHg), alat tersebut dapat bekerja pada range
920-1065 mb atau 690-800 mmHg.
V.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun Hal-hal yang dapat disimpilkan dari hasil
praktikum diatas adalah sebagai berikut :
1.
Alat-alat
anasir cuaca yang digunakan pada
stasiun klimatologi antara
lain alat pengukur curah hujan,
kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi
udara, , pengukur suhu tanah, pengukur
panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur kecepatan angin, dan Ketinggian suatu tempat.
2.
Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur
anasir cuaca memiliki kualitas yang berbeda-beda.
3.
Pengamatan
data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin
dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat
yang lain.
4.
Setelah
melakukan praktikum ini kita akan mengetahui alat-alat yang digunakan dalam
praktikum agroklimatologi.
5.
Praktikan
bisa membedakan alat-alat yang dipakai dalam setiap percobaan sehingga
memudahkan analisis tentang hal yang sedang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Guslim. 2009.
Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Guslim, O.K
Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987.
Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1994.
Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya,
Jakarta.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi.
Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press.
http://nellyn-naftalena.blogspot.com/2011/04/laporn-praktikum- agroklimatologi.html diakses
pada tanggal 18 Oktober 2015
http://agroteknologi/Agroklimatologi/LaporanAcaraPengenalanAlat- Alatklimatologi.htm diakses pada tanggal 18
Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar