Rabu, 27 Januari 2016

Laporan Praktikum Mikrobilogi morfologi jamurTanah Agus Ardianto

a.      Dasar Teori
           Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya.
                        Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
           Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
                        Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
                        Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. (Anonim, 2008)
           Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
1.2  Tujuan Praktikum
                        Tujuan praktikum acara pengenalan morfologi jamur benang dan khamir adalah untuk mengetahui morfologi luar Berbagai jenis jamur benang dan khamir secara mikroskopis dengan perbesaran lemah dan sedang. Acara praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui cara pemakaian mikroskop dengan benar sesuai prosedur.


BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1  Waktu dan Tempat

2.2  Alat dan Bahan
2.3  Cara Kerja
2.4                Metode Praktikum
1)   Mengambil potongan kecil dari biakan murni dan meletakkan pada gelas objek yang telah diberi satu tetes lactophenol cotton blue atau laptophenol Potongan biakan dapat langsung diamati di bawah streoscopic microscope.
 2) Menutup biakan dengan gelas penutup agar bentuk sporangiofor/konidiofor dan pelekatannya pada sporangium/konidia dapat terlihat lebih detail.
 3)  Mengatur jarak lensa objek agar memperoleh focus yang baik, dengan menggunakan perbesaran 10x dan untuk memperjelas detail dari objek dapat digunakan lensa dengan perbesaran 40x.
 4) Mengamati secara mikroskopis karakteristik spora/konidia, ujung konidiofor dan pelekatan antara konidia dengan konidiofor.
5)   Menentukan genus jamur berdasarkan karakteristik koloni mikroskopisnya
6)   Menjelaskan klasifikasi dari genus tersebut.
7)   Menjelaskan peranan-peranan yang dilakukan oleh jamur tersebut di bidang pertanian.



BAB III
3.1    Hasil
3.2    Pembahasan
           Untuk jamur benang, langkah awal yang dapat dilakukan untuk identifikasi adalah mengamati adanya hifa. Bentuk hifa dapat bersekat atau tidak bersekat, bentuk percabangan hifa, stolon, rhizoid, sel kaki, badan buah, dasar badan buah, pendukung badan buah, dan bentuk spora.
                        Rhizopus Sp. dapat menghasilkan spora seksual dan aseksual. Spora aseksualnya sering disebut sporangiophore dan dihasilkan di dekat sporangium. Secara genetik, sifat spora ini identik dengan induknya. PadaRhizopus, sporangium didukung oleh sebuah kolumela yang besar. Rhizospora yang berwarna gelap dihasilkan saat terjadi fusi antara dua miselia yang sesuai. Fusi ini terjadi saat berlangsungnya reproduksi seksual. Keturunan yang dihasilkan melalui reproduksi seksual dapat memiliki perbedaan sifat dari induknya secara genetik. Bagian tubuh Rhizopus oryzae seperti sporangium yang mengandung spora, sporangiophore atau tangkai spora, kolumela, stolon, dan rhizoid..
           Beberapa spesies Rhizopus dapat merugikan manusia karena menyebabkan zygomiosis yang berakibat fatal bagi kehidupan. Hal ini disebabkanRhizopus mempunyai pertumbuhan yang teratur dan dapat hidup pada suhu yang relatif tinggi. Beberapa jenis termasuk patogen pada tumbuhan.Rhizopus dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dari kacang kedelai dan minuman beralkohol.
           Secara umum ciri khas genusAspergillus khususnya Aspergillus niger adalah memiliki sebuah bentuk sel yang disebut sel kaki. Selain itu,Aspergillus memiliki falida, metula, conidia, dan konidiofora atau tangkai konidia. Monilia sitophila atau dikenal juga sebagai Neurospora dicirikan dengan adanya bentuk semacam rantai, merupakan deretan spora yang berwarna terang dan


BAB IV
KESIMPULAN
           Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa jamur benang memiliki morfologi yang berbeda-beda.Aspergillus memiliki ciri khas yaitu ada sel kaki dan vesikula,Rhizopus punya stolon dan rhizoid,Moni lia sp. berbentuk rantai yang transparan. Penicillium notatum dapat menghasilkan antibiotik penicilin yang berguna bagi kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

-           Capuccino. J.G & Natalie S. 1983. Microbiologi A laboratory manual Addison-          Dwidjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.
-           Hadiotomo, Ratna Siri., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia: Jakarta.
-           Volk, Wesley A dan Margareth F. Wheeler., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Wesky- Publishing Company. New york
-           Subandi. 2009. Dasar-dasar Mikrobiologi.Gunung Djati Press : Bandung.
Erlangga: Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar