LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HAMA PENYAKIT DAN GULMA
ACARA I. PENGENALAN ORGANISME
HAMA DAN KERUSAKANNYA
Disusun
Oleh:
Agus Ardianto 14011064
Marselinus Nong Maloe 14011042
Jarmadi 14011050
Johan iwansyah 14011044
Alionsius Natalis Rianto 14011022
Kason Wakerkwa 14011018
Senin, 6 Juni 2016
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS
MERCU BUANA YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami khaturkan kepada
Allah SWT. Karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya kami dapat menyelasaikan
Laporan Praktikum Ilmu Hama Penyakit Gulma ini dari awal Praktikum hingga
penyelesaian Laporan Praktikum. Adapun pelaksanaan Kegiatan Praktikum ini
dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Dan tempat pelaksanan Praktikum ini di
Laboratorium Agroteknologi dan Kebun Percobaan Gunung Bulu Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
Tidak lupa juga kami ingin
mengucapkan banyak terima kasih kami yang pertama kepada Kepada Kedua Orang Tua
saya yang telah memberikan dukungan doa dalam pelaksanaan kuliah,kemudian
kepada Ibu selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Praktikum Ilmu Hama Penyakit Gulma. kepada seluruh teman-teman
Agroteknologi yang sudah bekerjasama dalam menyelesaikan Praktikum hingga
Penyelesaian Laporan. Dan juga seluruh orang yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu yang membantu melancarkan Proses Praktikum hingga Akhir.
Demikian hal yang bisa kami
sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama dan tempat. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta,
6 Juni 2016
Penulis,
Agus
Ardianto
(
Ketua Praktikum )
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ 20
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
A.
Gambar 01.
Pengamatan Belalang Hijau padakacang tanah................ 8
B.
Gambar 02.Pengamatan
Belalang Kayu pada kacang tanah................. 9
C.
Gambar 03. Pengamatan Kepik Hijau Pada kacang tanah.................. 10
D.
Gambar 04.
Pengamatan Kepik Coklat
pada kacang tanah................. 11
E.
Gambar 05. Pengamatan Kepik Dewasa pada tanaman
k. tanah........ 12
F.
Gambar 06. Pengamatan Musuh alami serangga pada kacang tanah. 13
G.
Gambar 07. Pengamatan Kumbang Koksi
pada Kacang Tanah.......... 14
H.
Gambar 08. Pengamatan Lalat Hijau pada Kacang Tanah................. 15
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum.................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2
BAB III
METODELOGI............................................................................... 6
A. Waktu dan Tempat.................................................................................. 6
B. Alat dan Bahan........................................................................................ 6
C. Cara Kerja................................................................................................ 6
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN....................................................... 8
A. Hasil Praktikum....................................................................................... 8
B. Pembahasan........................................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN............................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hama
merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang umumnya berupa binatang
ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman
budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara ekonomis. Akibat serangan
hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya,
bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu
dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik.
Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama
umum, siklus hidup, dan karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan,
mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman
menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil
langkah/tindakan pengendalian.
Dengan
demikian, pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa hal diatas
terkait dengan hama termasuk tipe alat makan, gejala, kerusakan serta tanda – tanda yang timbul dan terjadi akibat
adanya serangan hama. Agar pemahaman mengenai persoalan tersebut bisa diperoleh
dengan baik.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan praktikum
acara I. Pengenalan Organisme Hama dan Kerusakannya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
gejala tanaman yang terserang seluruh hama, baik pada tanaman semusim, tanaman
keras maupun bahan simpanan.
2. Mengetahui
serangan hama penyebab kerusakan, ordo, tipe alat mulut, tipe metamorfosis dan
stadia menyeng.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Hama, Gejala, Kerusakan dan
Tanda
1. Hama
Hama
adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyebabkan kerusakan pada
tanaman budidaya dan menyebabkan kerugian secara ekonomis. (Anonymous ,2012)
2. Gejala
Gejala
adalah adanya suatu perubahan yang terjadi pada suatu tanaman akibat serangan
hama. (Anonymous, 2012)
Gejala
adalah adanya tanda – tanda ketika hama menyerang tanaman budidaya. (Anonymous,
2012)
3. Kerusakan
Kerusakan adalah kehilangan yang
dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara lain dalam bentuk penurunan
kuantitas dan kualitas produksi. (Anonymous, 2012)
4. Tanda
Tanda adalah semua
pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang (gejala), misalnya bentuk tubuh
buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan sebagainya. (Anonymous,
2012)
B.
Tipe mulut serangga dan gejala
kerusakannya
1. Tipe alat mulut menggigit mengunyah
Jenis
alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan
menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian
dikunyah lalu ditelan. Secara struktural alat makan jenis ini terdiri dari:
a.
Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga
mulut.
b. Epifaring,
berfungsi sebagai pengecap.
c. Mandibel,
berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
d. Maksila,
merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang,
yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
e. Hipofaring,
serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
f. Labium,
sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka
mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan
ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.
Identifikasi berdasarkan
gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut menggigit dan
mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan,
digerek atau digorok. Contoh serangga
dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera,
Isoptera, dan Lepidoptera.
2. Tipe alat mulut meraut dan menghisap
Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah
madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi
yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit
mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan
bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah
yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk
mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. Hama ini meraut
jaringan hingga keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap paruh konikal.
Jaringan yang terserang cenderung berwarna putih atau belang yang kemudian
tampak mengerut.
3. Tipe alat mulut menjilat mengisap
(Sponge)
Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat
(Diptera). Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah
menjadi tabung yang bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas
bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang
berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum. Bahan pangan padat
menjadi lembek dan busuk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan
makanan, kemudian baru dihisapnya.
4. Tipe Alat Mulut Mengisap
Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan
kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum
yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium
mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian
alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis
yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang
dan menggulung. Biasanya
dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga dewasa umumnya bukan
merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah serangga yang mempunyai alat
mulut mengunyah pada stadia larva.
5. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara
(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang
berfungsi menjadi selongsong stilet. Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi
sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal
dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari
alat mulut serangga pengunyah. Serangga
hama dengan tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap gejala serangan yang
ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang
akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian
tanaman yang diserangnya. (Gendroyono,
2006)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum Ilmu Hama Penyakit dan
Gulma pada acara Pengenalan Organisme Hama dan Kerusakannya ini dilakuakan di Kebun
Percobaan UPT Gunung Bulu dan Laboratorium Agronomi Universitas Mercu Buana
Yogyakarta pada Bulan Mei 2016 pukul 07.00 WIB s/d selesai.
B.
Alat
dan Bahan
a. Alat
1.
Botol / Plastik
2.
Jaring
3.
Alat Tulis
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah semua jenis hama yang telah didapatkan dan
mengidentifikasi untuk menentukan klasifikasinya.
C.
Cara
kerja
1. Identifikasi
jenis-jenis hama yang terlihat di agroekosistem.
2. Kelompokan,
gambar dan deskripsikan hama – hama yang teramati.
3. Berilah
keterangan gambar dan tulislah :
a. Nama
Spesies
b. Nama
Family
c. Nama
Ordo dan Kelas Hama
Dan
khusus untuk golongan serangga tambahkan :
d. Tipe
Metamorfosis serangga hama
e. Stadia
menyerang hama yang menyerang tanaman
f. Tipe
alat mulut serangga
4. Gambar
dan deskripsikan tanaman / bahan yang terserang hama.
5. Beri
keterangan gambar dan lengkapi dengan :
a. Nama
Spesies Tanaman
b. Nama
Family
c. Bagian
tanaman yang merupakan hasil utama
d. Bagian
tanaman yang terserang
6. Buatlah
laporan sementara di laboratorium dan mintalah pengesahan laporan sementara
dari asisten praktikum.
7. Buatlah
laporan resmi dirumah dengan diketik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1. Jenis
Hama
a. Belalang
Hijau ( Atractomorpha Crenulata )
Gambar 01. Foto Pengamatan Belalang
Hijau pada kacang tanah
·
Klasifikasi :
-
Kingdom :
Animalia
-
Filum :
Arthropoda
-
Kelas :
Insekta
-
Ordo :
Orthoptera
-
Famili :
Pyrgomorphidae
-
Genus :
Atractomorpha
-
Spesies :
Atractomorpha Crenulata
·
Metamorfosis : Sederhana ( Paurometabola )
·
Stadia Menyerang : Belalang hijau
menyerang pada stadia pra dewasa
·
Status Hama : Belalang hijau merupakan
Hama pada Kacang tanah karena memakan bagian daun sehingga menyebabkan daun
robek atau rusak.
·
Deskripsi : Tubuh
terdiri atas : Caput, Toraks, dan Abdomen Tubuh berwarna Hijau.Merupakan
serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola).
b. Belalang
Kayu ( Valanga Nigricornis )
Gambar 02. Foto Pengamatan Belalang Kayu
pada kacang tanah
·
Klasifikasi :
-
Kingdom :
Animalia
-
Filum :
Arthropoda
-
Kelas :
Insekta
-
Ordo :
Orthoptera
-
Famili :
Acididae
-
Genus :
Valanga
-
Spesies :
Valanga Nigricornis
·
Metamorfosis : Tidak Sempurna
·
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
·
Status Hama : Belalang kayu merupakan Hama
pada kacang tanah karena memakan daun muda sehingga ketika daun mekar sempurna
akan terlihat seperti bekas gigitan dari belalang kayu.
·
Deskripsi : Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala,
dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi,
2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk
melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun
tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar.
c. Kepik
Hijau ( Nezara Viridula )
Gambar
03. Foto Pengamatan Kepik Hijau Pada kacang tanah
·
Klasifikasi :
-
Kingdom :
Animalia
-
Filum :
Arthropoda
-
Kelas :
Insekta
-
Ordo :
Hemiptera
-
Famili :
Pentatominae
-
Genus :
Nezara
-
Spesies :
Nezara Viridula
·
Metamorfosis : Sempurna
·
Stadia Menyerang : Hama ini menyang pada
stadia imago
·
Status Hama : Kepik hijau merupakan Hama
pada jenis kacang-kacangan, biasanya banyak dijumpai pada kacang hijau atau
kedelai.
·
Deskripsi : Morfologi
kepik (Nezara viridula) termasuk ordo serangga Hemiptera yang mempunyai bentuk
badan lonjong, berwarna hijau dan bagian belakang berwarna hitam, mempunyai
kaki 3 pasang, antenna pendek, dan setengah sayap. Kepik (Nezara viridula)
merupakan serangga dengan tipe perkembangan paurometabola yang mempunyai tipe
alat mulut menusuk-menghisap menyerang buah pada tanaman.
d.
Kepik Coklat ( Riptortus Linearis )
Gambar 04. Foto Pengamatan Kepik
Coklat pada kacang tanah
·
Klasifikasi :
-
Kingdom :
Animalia
-
Filum :
Arthropoda
-
Kelas :
Insekta
-
Ordo :
Hemiptera
-
Famili :
Coreoidae
-
Genus :
Riptortus
-
Spesies :
Riptortus Linearis
·
Metamorfosis : Paurometabola
·
Stadia Menyerang : Menyerang pada stadia
Nimfa Instar ke dua dimana Kepik menyerang
dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis (biji
tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yang diserang
kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam,
selanjutnya biji tersebut akan membusuk.
·
Status Serangga : Kepik coklat merupakan
jenis hama pada kacang tanah
·
Deskripsi : Kepik
polong kedelai Riptortus linearis memiliki tipe metamorfosis paurometabola
yaitu terdiri dari telur, nimfa, dan imago. Telur R. linearis berbentuk bulat
dan berwarna coklat. Siklus hidup Riptortus linearis meliputi stadium telur,
nimfa yang terdiri atas lima instar, dan stadium imago. Imago berbadan panjang
dan berwarna kuning kecokelatan dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi
badannya.
e. Kepik Coklat ( Riptortus
Linearis )
a b
Gambar 05. Foto Pengamatan Kepik
Coklat ( a ) Imago, dan ( b ) Dewasa pada tanaman kacang tanah.
·
Klasifikasi :
-
Kingdom :
Animalia
-
Filum :
Arthropoda
-
Kelas :
Insekta
-
Ordo :
Hemiptera
-
Famili :
Coreoidae
-
Genus :
Riptortus
-
Spesies :
Riptortus Linearis
·
Metamorfosis : Paurometabola
·
Stadia Menyerang : Imago dan Dewasa
·
Status Serangga : Kepik coklat merupakan
jenis hama pada kacang tanah
·
Deskripsi : Ciri
khas serangga ini terdapat pada stadia imago, yaitu adanya garis putih
kekuningan pada sepanjang sisi badannya. Imago Riptortus linearis bertubuh
memanjang dan berwarna kuning coklat. Jumlah imago yang hidup sebanyak 50 ekor.
Imago memiliki sayap sehingga bisa terbang. Perbedaan antara imago jantan dan
betina dapat terlihat pada bagian abdomen. Pada abdomen betina terdapat garis
segitiga berwarna putih, sedangkan pada jantan hanya ada garis memanjang
berwarna putih. Jika sudah berisi telur, serangga betina memiliki abdomen yang
membesar dan menggembung pada bagian tengah, sedangkan abdomen jantan lurus ke
belakang. Rata-rata lama stadium imago adalah 29,3 ± 13,75 hari. Lama
perkembangan Riptortus linearis dari telur hingga imago membutuhkan waktu 64,48
hari.
2. Jenis
Musush Alami
a. Laba
–Laba ( Lycosa sp )
Gambar
06. Foto Pengamatan Musuh alami serangga pada kacang tanah.
·
Klasifikasi :
-
Filum :
Artrhropoda
-
Kelas :
Arachnida
-
Ordo :
Araida
-
Famili :
Lycosidae
·
Metamorfosis : Sempurna
·
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
·
Status Serangga : Laba-laba merupakan
musuh alami dari serangga-serangga kecil seperti kutu putih, belalang dan
kepik.
·
Deskripsi : Ciri-ciri
spesimen : Laba - laba ini mempunyai ukuran 7 - 10 mm, merupakan hewan
berbuku-buku, , pada tungkai terdapat duri - duri yang panjang dengan mata
berbentuk segi enam, matanya berwarna gelap (hitam). Laba - laba ini merupakan
laba - laba aktif yang memburu mangsanya. Mangsa/ inang adalah aphid sp dan
kutu daun.
b. Kumbang
Koksi ( Coccinella Tranversalis )
Gambar 07. Foto
Pengamatan Kumbang Koksi pada Kacang Tanah
·
Klasifikasi :
3. Kingdom : Animalia
4. Filum : Arthropoda
5. Kelas : Insekta
6. Ordo : Coleoptera
7. Famili : Coccinellidae
8. Spesies : Coccinella.
Transversalis
·
Metamorfosis : Sempurna
·
Stadia Menyerang : Kumbang koksi menyerang
kutu daun dan serangga kecil pada saat masa dewasa.
·
Status Serangga : Kumbang Koksi Merupakan
Musuh alami dari hama kutu putih dan serangga kecil pada kacang tanah.
·
Deskripsi : Kumbang koksi memiliki penampilan yang
cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya
berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Mayoritas
dari kumbang koksi adalah karnivora pemakan hewan-hewan kecil penghisap tanah,
seperti kutu daun. Kumbang koksi makan dengan cara menghisap cairan tubuh yang
dimiliki oleh mangsanya. Tetapi adapula jenis kumbang yang memakan daun,
misalanya Epilachna admirabilis yang
diketahui sebagai pemakan daun.
c. Lalat
Hijau ( )
Gambar 08. Foto
Pengamatan Lalat Hijau pada Kacang Tanah
·
Klasifikasi :
·
Metamorfosis :
·
Stadia Menyerang :
·
Status Serangga :
·
Deskripsi :
B.
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pengenalan jenis hama dan musuh alami
pada kacang tanah serta kerusakan yang terjadi pada tanaman, adapun jenis hama
ialah pada jenis serangga atau pada kelas insekta. Status hama ini diberikan
pada beberapa serangga yang menyebabkan kerusakan pada bagian tanaman seperti
Daun yang sobek atau berlubang, bunga yang rontok dan lain-lain. Adapun jenis
serangga yang menyerang tanaman dan kami sepakat bahwa serangga tersebut
berstatus hama pada tanaman seperti Kepik, Belalang, Kutu, Ulat dimana
kebanyakan serangga ini menyerang dari fase awal, pra dewasa dan fase dewasa.
Sumber
awal serangga ini muncul diakibatkan lingkungan yang dipakai dalam praktikum
juga dipakai oleh beberapa mahasiswa lain yang melakukan penelitian dan
praktikum dan menggunakan jenis tanaman yang sama yaitu tanaman Legum atau
kacang – kacangan. Seperti Kacang hijau, kedelai, adapun jenis lain seperti
bawang merah, kedelai melon dan lain-lain. Hal ini menyebabkan terjadinya
variasi dalam kemunculan hama dalam tanaman kacang tanah yang kami amati.
Sehingga serangga yang ada pada bedengan yang kami amati mendapati serangan
dari berbagai jenis serangga yang mungkin pada umumnya tidak menyerang kacang
tanah seperti Kepik Hijau yang sering menyerang kacang hijau bukan kacang
tanah. Namun karna masa penelitian telah selesai sehingga hama pada kacang
hijau beralih pada kacang tanah yang kami tanam.
Adapun
jenis serangga seperti belalang juga merupakan hama yang sebenarnya hama yang
berasal dari tanaman padi disekitar kebun UPT Gunung Bulu yang kemudian masuk
dalam lahan praktik kami. Yang menyebabkan kerusakan pada bagian daun-daun muda
lebih besar. Dari jenis serangga yang ada kebanyakan memiliki tipe mulut
Penggigit penghisap dan penggigit pengunyah.
Selain
hama, juga didapati beberapa musuh alami dari hama itu sendiri karena
keberadaan musuh alami ini didukung oleh jumlah populasi dari hama itu sendiri
cukup besar sehingga membuat Serangga jenis Kumbang, Laba-laba dan lalat hijau
juga hinggap atau berada dalam bedengan kacang tanah. Serangga ini tergolong
musuh alami karena serangga ini memiliki sifat Predator yaitu memangsa dari
serangga-serangga kecil dan hal ini sangat membantu peran dari pengendalian
hama itu sendiri. Namun bukan berarti Status Serangga ini tidak dapat berubah
menjadi hama, justru ketika jumlah dari predator lebih banyak dari pada hama
maka bukan tidak mungkin Serangga tersebut berubah statusnya menjadi hama pada
tanaman.
Namun perlu kita ketahui bahwa dalam
menentukan status serangga dapat kita tentukan dari beberapa hal seperti :
1. Jumlah
dari serangga pada setiap bedengan
2. Dampak
yang diberikan terhadap tanaman, jika berdampak negatif maka serangga tersebut
tergolong hama dan sebaliknya.
3. Serangga
yang mengkonsumsi atau mendapatkan makanan dari tumbuhan maka lebih besar
peluangnya menjadi hama dari pada musuh alami.
4. Musuh
alami serangga umunya bersifat predator
Segingga
dalam praktikumm kali ini hanya sebatas menggolongkan serangga yang didapati
termasuk dalam golongan hama atau musuh alami yang didasari dari sifat dan
dampak yang diberikan terhadap tanaman itu sendiri.
Pada
umunya dalam melakukan budidaya tanaman jenis hama yang datang akan tergantung
dari jenis tanaman itu sendiri, jika melakukan budidaya tanaman dengan jenis
tanaman legum maka serangga yang berpotensi menjadi hama adalah jenis Belalang,
kepik, wereng, ulat, kutu dan lain-lain. Sedangkan jika melakukan budidaya jenis
tanaman tahunan atau tanaman kayu seperti, Karet, sawit, Jati, Sengon, maka
jenis hama yang muncul juga akan berbeda seperti Tikus, Kumbang badak, Monyet,
tupai ( Bajing Lompat ) dan lain – lain , yang mana dalam penanganan dan
pengendalian juga akan berbeda. Yang jelas dalam penanganan hama harus
memperhatikan batas ambang ekonomi sehingga penanganan akan lebih tepat dan
efisien.
BAB V
KESIMPULAN
Setelah
melakukan praktikum Pengenalan Organisme Hama dan kerusakannya , maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gejala
umum yang terjadi pada bagian tanaman yang terserang adalah bagian Daun ( Muda
atau Tua ) , polong dan bunga memiliki gejala seperti : Daun sobek atau tidak
utuh dan polong berlubang.
2. Jenis
hama dan kerusakannya :
a.
Kepik Coklat ( Pra dewasa dan Dewasa )
Memiliki metamorfosis
sempurna dengan tipe alat mulut penggigit pengunyah dan menyebabkan daun
berlubang, warna kekuningan dan layu.
b.
Belalang Hijau dan Belalang Kayu
Memiliki metamorfosis
tidak sempurna dengan tipe alat mulut penggigit pengunyah dan menyebabkan
bagian daun muda rusak.
3. Jenis
Musuh alami :
a.
Kumbang koksi yang Memangsa kutu putih dan
semut.
b.
Laba – laba yang memangsa kepik dan
belalang kecil.
c.
Lalat hijau yang memangsa kutu putih,
aphis, dan serangga kecil lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa, 2012. Pengertian Hama, gejala , Kerusakan dan
Tanda. http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/ (diunduh tanggal 30 Mei 2016 )
Anonymousb, 2012. Tipe
mulut serangga. http://majalahserangga.wordpress.com/2011/08/05/mengenal-alat-mulut-serangga/ ( Diakses pada tanggal 30 Mei 2016 ).
Anonymousc, 2012. Gambar serangga hama dan inang. http://google.image.com/ ( Diakses pada tanggal 30 Mei 2016 ).
Gendroyono, Heru. 2006. Perlindungan Tanaman. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
: Kalimantan Timur
Pasaribu,D.
2015. Kepik / Kumbang koksi.: Indonesia
http:/Praktikum/LaporanHAMA/ACARA/KlasifikasiBelalangHijau(Atractomorphacrenulata)
Mapelar.html (
Diakses pada tanggal 30 Mei 2016 ).
http:/LaporanPraktikumHAMA/ACARA/KlasifikaasidanMorfologiKepiHijau(Nezaraviridula)P
etaniHebat.html (
Diakses pada tanggal 30 Mei 2016 ).
( Diakses pada tanggal 30 Mei 2016 ).